One Step for Your Brighter Future

Mari Kunjungi Saudara yang Dilanda Kekurangan

Lingkungan Pondok Sosial atau yang sering disebut Liponsos, merupakan sebuah lembaga yang menampung, membina dan memberdayakan orang-orang kurang beruntung seperti, gepeng (gelandangan dan pengemis), orang penyakit Jiwa, PSK, jompo dan lain sebagainya. Pada hari Rabu sore, 17 Desember 2013 lalu saya bersama dosen, senior yang sebagai fasilitator, dan teman-teman jurusan berkesempatan mengunjungi saudara-saudara yang tinggal di Liponsos Surabaya, Jl. Keputih Tegal no 32. Kunjungan kami tersebut berniat untuk silahturahmi sekaligus untuk mengetahui bagaimana keadaan hidup masyarakat yang kurang beruntung berkaitan dengan mata kuliah outdoor jurusan yang kami tempuh yaitu Keterampilan Interpersonal (KI).

       Pada awalnya ketika masuk, tidak ada hal yang mencengangkan bagi saya dan teman-teman. Hingga pada akhirnya kami masuk pada ruangan besar seperti tempat pertemuan, kami bertemu dengan banyak orang-orang yang hampir dan sudah lanjut usia. Semula kami berpikir bahwa orang-orang tersebut adalah para lansia normal pada umumnya, namun ternyata ketika mereka berbicara dan berkelakuan, kami mulai terkejut. Ternyata dari sejumlah banyak para penghuni Liponsos Surabaya ini, sebagian besar di dalamnya merupakan orang-orang yang memiliki gangguan terhadap mental dan jiwanya (gila).

       Liponsos ini diurus oleh beberapa tenaga relawan yang mau mengorbankan dirinya bagi kebaikan bersama. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang sangat besar, hati yang tidak banyak orang miliki. Saat kami semua sudah duduk dalam ruangan, acara dimulai dengan pembukaan dari pemiliki Liponsos dan dosen jurusan kami, pak Arif Wibisono, S.Kom., M.Sc. Kemudian kakak-kakak fasilitator mengajak kami semua untuk membuat kelompok beranggotakan 2-3 orang, dimana setiap kelompoknya akan berkenalan dengan 1-2 orang penghuni Liponsos yang sudah berada dalam ruangan tersebut. Tidak lama setelah itu, saya bersama ketiga teman saya duduk dengan 2 lelaki penghuni dan mulai mengadakan perbincangan hangat di dalamnya.


       Ternyata cukup banyak hal yang kami dapatkan dari para penghuni Liponsos tersebut, mulai dari asal, alasan mengapa hingga berada di Liponsos, kegiatan rutin setiap harinya, hingga produktifitas yang mereka hasilkan. Kebetulan kedua bapak yang kami ajak bincang-bincang tersebut memiliki background yang kelam sebelum masuk dalam Liponsos tersebut. Pada awalnya mereka adalah buron polisi yang terbilang telah melakukan tindak kejahatan, namun kemudian diputuskan untuk dibina agar menjadi pribadi yang semakin baik ke depannya. Beliau bersama beberapa temannya pernah mencoba untuk melarikan diri dari kawasan tersebut dikarenakan ketidaknyamanan tinggal di sana, tapi kerap kali gagal. Begitu mereka melangkah ke luar dari kawasan Liponsos, mereka akan dikejar petugas terus menerus hingga ditemukan, kemudian setelah kembali di Liponsos, mereka akan dipukuli agar jera dan tidak mengulangi tindakan nekatnya tersebut.
       Kegiatan yang mereka lakukan cukup sederhana, dimulai dengan bangun subuh dan menjalankan ibadah salat, setelah itu mereka mengerjakan berbagai kegiatan yang telah diagendakan tenaga relawan, mulai dari mengaji, makan, mandi, istirahat, hingga membuat berbagai prakarya seperti, keset, tikar, dan lain sebagainya. Setelah kami melakukan perbincangan tersebut, beberapa kelompok dipersilahkan maju bersama penghuni Liponsos yang mereka wawancarai. Namun ternyata para penghuni Liponsos tidak ingin kalah aktif dengan teman-teman kuliah outdoor KI. Banyak diantara mereka yang ikut angkat tangan dan hendak maju ke depan. Setelah dipersilahkan maju, para penghuni Liponsos menunjukkan berbagai macam tindakan di depan peserta ruangan, ada yang memberikan ulasan mengenai hasil perbincangan mereka, ada yang memohon doa, dan kebanyakan adalah bernyanyi dan menghibur seisi ruangan. Setiap mereka selesai, salah seorang perwakilan teman kami memberikan hasil perbincangan yang didapat dengan bapak/ ibu penghuni Liponsos tersebut.


       Tidak terasa langit hendak menunjukkan sisi gelapnya, pertanda maghrib hampir tiba. Para kakak fasilitator pun berniat untuk mengakhiri kegiatan kunjungan. Setelah dosen kami memberikan refleksi mengenai kegiatan kuliah outdoor yang kami lakukan ini, kami semua beserta para penghuni Liponsos mengabadikan kegiatan menyenangkan ini. Sungguh menjadi momen yang sangat berharga yang dapat kami peroleh dari kunjungan ke Liponsos Surabaya ini. Kami juga berharap agar suatu saat nanti dapat kembali hadir di sana dan bertemu dengan saudara-saudara di Lingkungan Pondok Sosial Surabaya.

READMORE
 

Wanita Hispanik Mencari Islam


Pada zaman modern ini, jumlah wanita Hispanik di AS (Amerika Serikat) yang memeluk Islam semakin banyak. Seiring berjalannya waktu, jumlah mereka kini mencapai ribuan hanya dalam hitungan bulan. Meski tidak mudah dan banyak mendapat tentangan dari lingkungannya, para muslimah asal Amerika Latin yang kini menetap di Amerika Serikat ini tetap bertahan dengan keyakinannya.

Menurut mereka, kesulitan terbesar adalah meyakinkan keluarga bahwa pilihan yang mereka ambil merupakan sesuatu yang benar. Melissa Matos misalnya, ia berasal dari Republik Dominika yang kemudian bermukim di Amerika Serikat dan mendapat pengembaraan spiritual baru.  Melalui pencarian agama yang panjang, walaupun ia yang dari kecil hingga dewasa berada dalam keluarga Kristen Advent, berani untuk memutuskan menjadi Muslimah karena telah menemukan kedamaian di dalamnya. Namun, Matos mengaku merasa terasing di tengah keluarga dan teman-temannya. ”Saya merasa sangat jauh dengan mereka,”ujarnya. Namun Matoz yang menemukan keindahan dalam Islam mengaku pengorbanannya sepadan dengan kedamaian dan kebahagiaan yang ia temukan dalam Islam.”Mereka berpikir aku telah menolak jalan keselamatan karena tidak mempercayai Yesus Kristus sebagai putera Tuhan,”ujar Matos.

Sementara Roraima Aisha Kanar yang berasal dari Kuba mengaku kesulitan meyakinkan orangtuanya dengan apa yang ia pilih sebagai kepercayaannya.”Sangat sulit mengetahui bahwa ibuku sendiri tidak menghargai apa yang aku percayai,”ujarnya. Bahkan orangtuanya meminta Kanar dan sang suami tidak membesarkan anak-anaknya sebagai seorang Muslim. Ia menolak mentah-mentah permintaan itu.

Cristina Martino, yang berasal dari Venezuela menyebut dirinya acap kali disangka berasal dari Iran dengan pakaian menutup aurat yang kini dikenakannya.”Banyak orang menyangka saya berasal dari Iran setelah mereka melihat pakaian saya,”jelasnya. Keanehan orang dengan pemeluk Islam dari Amerika Latin memang biasa terjadi di Amerika Serikat. Pasalnya, masyarakat hispanik memang biasanya identik sebagai pemeluk kristen yang taat. Tak heran banyak orang yang tidak percaya jika beberapa di antaranya adalah seorang Muslim.

Mereka yang beralih ini biasanya orang yang ragu pada kepercayaan mereka selama ini. Felipe Ayala, misalnya, selalu mempertanyakan konsep trinitas yang ada dalam agamanya.”Saya selalu percaya Yesus bukanlah Tuhan melainkan seorang pembawa pesan,”ujarnya. Namun ada pula yang menjadi mualaf karena mendapat hidayah. Jameela Ali, misalnya. Wanita asal Peru ini memutuskan menjadi Muslimah setelah bermimpi berdoa di sebuah masjid yang diterangi oleh cahaya lilin. Setelah itu di negeri barunya, Amerika serikat, ia bersyahadat.

Hal ini seharusnya sudah menyindir kaum Muslim di negeri kita sendiri. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penganut Islam terbesar di dunia. Namun, bagaimana fenomena Islam yang tampak kebanyakan sekarang ini. Jika merujuk mengenai perkembangan wanitanya jika dibandingkan dengan wanita Hispanik di AS, tentu kaum hawa di Nusantara ini seharusnya malu. Masih banyak diantara mereka yang mengakui beragama Islam, namun belum menjalankan syariat keagamaan secara penuh. Agama Islam merupakan agama yang dianut karena sudah turun temurun diberikan dan diajarkan dari generasi ke generasi.

Tapi tidak pada keseleruhan syariatnya. Masih banyak wanita-wanita di Indonesia yang berpakaian dan berperilaku justru meniru budaya-budaya bangsa lain yang non Islam. Tindakan mereka sudah jauh dari apa yang dicerminkan Nabi Muhammad SAW., para istri dan pengikutnya pada zamannya dahulu. Hal ini juga berkebalikan dengan apa yang telah diusahakan penuh oleh wanita di Hispanik AS sana. Mereka hanya minoritas namun berani mempertahankan apa yang telah diyakini dalam hatinya.


Kita harus mencontoh tindakan-tindakan mereka. Tidak hanya sekedar menjadi sebuah status ataupun identitas, namun Islam harus merasuk ke dalam hati setiap kaumnya beserta seluruh syariat yang telah ada di dalamnya. Kita harus menyadari bagaimana kondisi kita sekarang, apakah telah sesuai dengan ajaran agama Islam ataupun masih menyimpang jauh. Kemudian segera berbenah diri untuk kembali ke dalam jalan Islam yang sesungguhnya. Selanjutnya, sudah menjadi tugas kita sesama umat muslim untuk saling mengingatkan dan menasihati kepada sesama agar tidak melenceng dari ajaran agama. Sehingga dengan begitu, insyaAllah akan tercipta lingkungan Islam yang kondusif, dimana seluruh penganutnya memegang teguh keyakinan mengenai agama Islam dan syariatnya. Dimana ada kemauan, pasti ada jalan, Man Jadda Wa Jadda!

- Referensi Artikel : Klik
READMORE
 

Membaca-Budaya yang Sudah Mulai Dilunturkan Zaman



Dalam era serba teknologi sekarang ini, membaca selalu dikaitkan dengan buku ataupun sejenisnya. Namun ironisnya, kegiatan ini mulai jarang dilaksanakan. Baca; membaca; melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Begitu yang kbbi dapat uraikan mengenai definisi membaca. Membaca lebih sering dilaksanakan pada buku/novel/komik yang lebih dirasa menarik dan disukai hati. Bagaimana dengan literatur dan bacaan-bacaan tentang pengetahuan umum?

Sebagai sample, ketika kita membaca sebuah textbook, tentu berbeda dengan ketika kita membaca sebuah novel. Bagian halaman-halaman yang hilang dalam textbook tidaklah menjadi sebuah masalah ketika kita membacanya. Secara dominan masih dapat dimengerti kaitan antar halamannya meski ada bagian yang terputus. Berbeda dengan novel, kita pasti akan mudah menyadari dan bermasalah ketika terdapat halaman-halaman yang hilang. Hal itu diakibatkan karena cara kita yang berbeda pula dalam membaca. Sesuatu yang kita suka dan membuat tertarik, akan semakin sering dan penting pula untuk dibaca.

(Sumber : comicvine.com)

Ditinjau dari berbagai segi, malas dalam membaca selalu lebih banyak membawa dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa cara untuk menghilangkan kebiasaan malas membaca ini, agar tidak membudaya dan menjadi karateristik bangsa. 

Berikut ini, saya mengajukan beberapa yang dapat dipraktikkan untuk menghilangkan kebiasaan malas membaca tersebut, yakni:

1.     Malas karena kantuk.

Rasa kantuk sering kali menurunkan semangat membaca. Untuk mengatasinya dapat ditempuh dengan cara mandi atau membasuh muka. Apabila ingin menghindarinya, dapat pula minum kopi atau lebih baik lagi jika didahulukan dengan istirahat yang cukup.

2.     Berganti tempat duduk.

Jika rasa malas mulai muncul, terutama saat membaca, cobalah untuk berdiri sebentar kemudian berganti tempat duduk atau cukup dengan berganti posisi duduk.

3.     Berpindah lokasi atau ruangan.

Dengan berpindah lokasi atau ruang membaca seperti ke teras, ruang tamu, tempat lain akan mampu mengurangi tingkat kebosanan yang memicu rasa malas saat belajar.

4.     Lakukan relaksasi atau penyegaran.

Rasa malas membaaca sering kali disebabkan oleh kepenatan dan rasa bosan, untuk mengatasinya silakan lalukan relaksasi atau penyegaran dengan berjalan sebentar ke luar ruangan, kebun, atau halaman untuk menghirup udara segar.

5.     Selingi dengan kegiatan lain.

Hampir sama dengan relaksasi, jika rasa malas mulai menyerang cobalah untuk melakukan aktivitas-aktivitas kecil yang berbeda seperti menata buku di rak, merapikan buku, merapikan tempat tidur, ataupun melakukan peregangan otot (olah raga sederhana) agar otot-otot kembali rileks.

6.     Berbincang-bincang ringan.

Saat mulai didatangi rasa bosan dan malas, aktivitas membaca dapat dihentikan sebentar kemudian pergi berbincang-bincang atau bercanda dengan teman atau keluarga. Jika memiliki alat komunikasi bisa juga dengan menggunakan telpon. Namun harus diingat aga jangan sampai perbincangan yang dilakukan berlarut-larut dan melupakan tujuan utama untuk membaca.

7.     Buatlah minuman.

Membuat dan meminum teh hangat, susu, juice, dan minuman lain akan sangat berguna dalam menghilangkan rasa malas dan bosan dalam membaca. 






Karena melalui membaca, kita akan mendapat banyak pengalaman baru. Setelah itu baru kita lakukan evaluasi. Hal ini diperlukan untuk mengukur seberapa jauh tingkat manfaat dan efisiensi terhadap pengalaman yang kita dapat. Melalu rumus berikut yaitu:

Pengalaman + Evaluasi = Guru Terbaik
Sehingga kita akan mendapat hikmah terbaik dari kegiatan-kegiatan tersebut. Membacalah, karena dalam setiap lembarnya mengalir berjuta cahaya, karena dalam setiap aksara membuka jendela dunia.
READMORE
 

Esensi Utama dari Sebuah Kata "Belajar"



Belajar. Tidak ada starting point untuk melakukan itu. Karena sejak lahir kita sebenarnya sudah mulai belajar. Definisi terhadapnya pun telah tertera bermacam-macam. Namun sejatinya, belajar yang hanya sekedar belajar dengan yang benar-benar belajar memiliki perbedaan, utamanya pada ketahanan, kesungguhan, dan keseriusan. Faktor gender juga menjadi salah satu perbedaan. Wanita memiliki daya tahan belajar hingga 15 menit, sedangkan pria hanya 10 menit. Untuk itu dibutuhkan istirahat atau ice break dalam sebuah pembelajaran.

(Sumber : BreakBrunch.com)

"The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write but those who cannot learn, unlearn, and relearn"
Begitu penjelasan yang diberikan Alvin Tofller mengenai arti dari belajar itu sendiri. Belajar membutuhkan ilmu, pengetahuan, dan praktek. Tanpa praktek nantinya seseorang yang belajar hanya bisa berkomentar. Oleh karena itu dengan seluruh komponen yang dibutuhkan dalam belajar tersebut, disertai dengan daya tahan, semangat, dan ketekunan, maka akan menjadikan seseorang menjadi ahli terhadap suatu bidang pembelajaran tersebut.

Pertanyaannya kini hanya ada pada diri kita masing-masing. Seberapa kuat kita akan belajar? Seberapa keras kesungguhan kita untuk belajar? Seberapa besar target yang ingin kita capai dalam belajar? Dan pertanyaan dengan 'seberapa-seberapa' yang lain berikutnya. Hanya merupakan omong kosong jika kita hanya menuliskan target-target saja, kemudian berkata 'nanti' dalam pelaksanaannya.

(Sumber : quotepixel.com)

Sejatinya, dalam hidup ini seringkali kita melakukan hal-hal yang tidak kita sukai. Namun pengalaman menuntut kita untuk belajar, dan belajar hanya akan dapat ditempuh penuh jika berawal dari hal kita cintai. Bunda Teresa, Ki Hajar Dewantara, Nelson Mandela, dan Mahatma Gandhi adalah contoh orang-orang yang sukses karena belajar melalui hal-hal yang dicintai dirinya sendiri. Karena sesuatu yang dicintai akan selalu LEBIH INDAH. :))

(Sumber : themetapicture.com)
READMORE
 

Got a Dream? Draw It!

We’re not a robot that created just to finish a task, and then do other tasks. Something that we do has a purpose, whether for us or the others. And the purpose has period. Some of it can be reached in short time, but for long time, we call it DREAM. All people in this world have a dream surely. And why we must draw it?

Research shows that dream which it be drawn or written, has a larger opportunity to be reached than without it. Therefore, I also do it. I have some dreams which I want to make it comes true. Here’s my dreams:

(created with: Mindjet Mindmanager and Photoshop)

Now, I’m studying at Information System (IS) Department in my Institute. Hence, my dream also talks about it. And for HMSI/KISI, they’re organizations that exist in my department. HMSI (Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi) is student association for Information System and KISI (Kajian Islam Sistem Informasi) is Islamic studies for Information System. I also want to study about organization and soft skill development from one of it.

BUT, dreaming and drawing isn’t enough for you. You must stand up. Stop talking and start action. You must try that, as difficult as any obstacles will face you. Perhaps you must remember again about what old quote said. “Do what you love, and love what you do :)”
READMORE